Bahasa dalam Game Online: Cerminan atau Pembentuk Perilaku Anak?
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/412a2864-65fa-4031-9e33-7e69baf79af7.jpg)
Oleh: Dr. Mujahidin Farid, S.Pd., M.Pd.
Bahasa dalam game online sering kali mencerminkan situasi permainan yang intens, tapi dampaknya tidak berhenti di situ. Bahasa tersebut juga dapat membentuk cara anak berkomunikasi di kehidupan nyata. Dalam game seperti PUBG, saat berada di situasi genting, pemain mungkin berkata, “Cepat maju, dasar lambat!” atau “Mati kau!” Kata-kata ini bisa jadi cerminan reaksi spontan, tapi jika terus-menerus dipraktikkan, lama-lama akan terbawa ke percakapan sehari-hari.
Misalnya, seorang anak yang terbiasa menggunakan bahasa kasar di game mungkin tanpa sadar berbicara serupa saat berinteraksi dengan keluarganya. Ketika diminta mengerjakan tugas rumah, ia mungkin berkata, “Cepat, aku sibuk!” atau “Kenapa lambat sekali sih?” Hal ini menunjukkan bagaimana bahasa dalam game tidak hanya mencerminkan emosi, tetapi juga membentuk kebiasaan komunikasi.
Pengembang game juga bisa berperan dalam mengurangi dampak ini. Misalnya, mereka dapat memasukkan fitur pengingat etika komunikasi dalam game atau memberi opsi untuk memfilter konten bahasa. Dengan demikian, pengalaman bermain tetap seru, tetapi lebih aman untuk perkembangan bahasa anak. Kita sebagai pendidik juga bisa memberikan panduan kepada anak tentang pentingnya menjaga etika komunikasi, baik di dunia nyata maupun dunia virtual.