Dinamika Perkembangan Bahasa Anak di Media Sosial TikTok
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/9dff05b8-5dc4-4397-a24b-0ce589f7a9e4.jpg)
Oleh Dr. Nurul Isti'faroh, M.Pd.
Dalam era digital saat ini, platform media sosial seperti TikTok menjadi salah satu ruang ekspresi yang sangat populer, termasuk di kalangan anak-anak dan remaja. Aplikasi ini tidak hanya digunakan sebagai media hiburan, tetapi juga memengaruhi perkembangan bahasa anak secara signifikan. Melalui TikTok, anak-anak sering terpapar berbagai kosakata, gaya bicara, serta tren bahasa yang terus berkembang.
Salah satu dinamika utama yang muncul adalah cepatnya penyebaran bahasa slang atau istilah gaul. Anak-anak yang aktif di TikTok cenderung mengadopsi kata-kata baru yang viral dalam konten video. Sebagai contoh, istilah-istilah seperti "bestie," "spill," atau "healing" sering digunakan, bahkan terkadang di luar konteks aslinya. Hal ini memperkaya kosakata mereka, tetapi juga dapat menimbulkan pergeseran makna atau penggunaan bahasa yang kurang tepat.
Namun, penggunaan bahasa di TikTok juga memiliki sisi positif. Anak-anak dapat mengembangkan kemampuan berbicara dengan lebih kreatif melalui video singkat yang mereka buat. Tantangan seperti membuat konten lip-sync, dialog, atau cerita pendek mengasah kemampuan komunikasi mereka. Tidak hanya itu, mereka juga terpapar berbagai dialek dan budaya, yang berpotensi meningkatkan pemahaman lintas budaya.
Meskipun begitu, pengaruh TikTok terhadap perkembangan bahasa anak tetap perlu diawasi. Orang tua dan pendidik perlu memastikan bahwa anak-anak tidak hanya meniru bahasa yang kurang pantas atau vulgar dari konten tertentu. Literasi digital dan pendampingan menjadi kunci agar anak-anak dapat memanfaatkan platform ini dengan bijak untuk mendukung pembelajaran dan kreativitas mereka.
Dengan pemantauan yang tepat, TikTok dapat menjadi alat yang membantu anak-anak mengeksplorasi dunia bahasa secara lebih luas, tanpa meninggalkan kaidah penggunaan bahasa yang benar. Fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang dalam era digitalisasi pendidikan dan komunikasi.