Game Simulasi Perang dan Normalisasi Bahasa Kasar di Kalangan Anak
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/1dd392e2-7002-41d1-a4c9-dc6112a4afdb.jpg)
Oleh: Dr. Mujahidin Farid, S.Pd., M.Pd.
Game perang seperti MLBB dan PUBG memang menghadirkan pengalaman yang mendebarkan. Namun, di balik serunya permainan, ada bahasa yang sering kali agresif, bahkan kasar. Misalnya, dalam situasi kalah, pemain bisa dengan mudah melontarkan kata-kata seperti “Noob!” atau “Cepatlah, bodoh!” Tanpa disadari, anak-anak yang sering terpapar mulai menganggap bahasa seperti ini adalah reaksi normal terhadap tekanan.
Contohnya, seorang anak yang frustrasi karena kalah di game mungkin membawa sikap tersebut ke kehidupan nyata, seperti ketika bermain olahraga di sekolah. Saat timnya kalah, ia bisa saja berkata kasar pada teman-temannya, “Mainnya jelek banget, kamu bodoh!” Situasi ini tentu berpotensi memicu konflik dan merusak hubungan sosial.
Untuk mencegah hal ini, orang dewasa perlu mengingatkan anak bahwa di setiap situasi, termasuk saat stres atau frustrasi, ada cara yang lebih baik untuk berkomunikasi. Anak-anak bisa diajak berlatih menggunakan kalimat seperti “Ayo kita coba lagi” atau “Kita bisa lebih baik lain kali” untuk menggantikan bahasa negatif.