Google Translate sebagai Media Pembelajaran Inovatif di Kelas Bilingual PGSD UNESA
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/8071c4a2-153c-4f87-a295-1349977f887a.png)
Dalam era digital yang terus berkembang, penggunaan teknologi dalam pendidikan menjadi suatu keharusan. Salah satu alat teknologi yang dapat dimanfaatkan secara inovatif dalam pembelajaran adalah Google Translate. Di kelas bilingual Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Google Translate dapat menjadi media pembelajaran yang membantu mengatasi kendala bahasa, meningkatkan pemahaman siswa, dan mendukung pembelajaran yang interaktif.
Kelas bilingual di PGSD UNESA sering kali melibatkan materi pembelajaran yang menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Hal ini memberikan tantangan bagi mahasiswa yang belum sepenuhnya menguasai bahasa tersebut. Dalam konteks ini, Google Translate dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk menerjemahkan istilah-istilah sulit, memperluas kosakata, dan memahami konteks dari teks yang kompleks. Dengan fitur terjemahan instan dan kemampuan pengenalan suara, mahasiswa dapat dengan mudah mengeksplorasi materi tanpa harus bergantung sepenuhnya pada kamus manual.
Selain itu, Google Translate juga dapat digunakan untuk mendorong pembelajaran yang lebih interaktif. Misalnya, mahasiswa dapat memanfaatkan fitur penerjemahan percakapan untuk berlatih berbicara dalam dua bahasa secara langsung. Aktivitas ini tidak hanya membantu meningkatkan kemampuan berbahasa, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kolaboratif di kelas. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengasah keterampilan komunikasi mereka, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, yang sangat penting untuk menjadi guru profesional di era globalisasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa Google Translate bukan tanpa keterbatasan. Terjemahan yang dihasilkan sering kali bersifat literal dan kurang mempertimbangkan konteks budaya atau makna idiomatik. Oleh karena itu, dosen dan mahasiswa perlu menggunakan alat ini secara bijak dan tetap melakukan verifikasi terhadap hasil terjemahan. Dalam pengajaran, dosen juga dapat memberikan panduan untuk mengidentifikasi kesalahan umum pada hasil terjemahan Google Translate sehingga mahasiswa dapat belajar memahami dan mengoreksi teks dengan lebih kritis.
Penggunaan Google Translate di kelas bilingual PGSD UNESA juga sejalan dengan upaya meningkatkan literasi digital di kalangan mahasiswa. Mahasiswa diajak untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran yang mendukung pengembangan diri dan karier mereka di masa depan. Dengan mengintegrasikan Google Translate ke dalam proses pembelajaran, mahasiswa tidak hanya belajar memahami materi akademik, tetapi juga mengembangkan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan modern.
Sebagai kesimpulan, Google Translate merupakan media pembelajaran inovatif yang memiliki potensi besar untuk mendukung proses belajar-mengajar di kelas bilingual PGSD UNESA. Dengan penggunaan yang tepat dan bijaksana, alat ini dapat membantu mahasiswa mengatasi tantangan bahasa, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan mempersiapkan mereka menjadi pendidik yang adaptif dan kompeten di era globalisasi.
Penulis : Aghnia Hidayatul Maula
Gambar : Pixabay