Hiperrealitas dalam Interaksi Parasosial
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/b7342e78-01b0-4f6b-b5e9-fa91c4d7516e.jpg)
Oleh: Nanda Veruna Enun Kharisma, M.Pd.
Interaksi parasosial adalah interaksi satu arah antara penggemar dengan idolanya yang dapat terbentuk melalui berbagai media. Interaksi parasosial seringkali dikaitkan dengan fans KPOP dengan sang idol. Namun sebenarnya, interaksi parasosial juga terjadi antara fans bola dengan atlet favoritnya, wibu dengan anime kesukaannya, dan interaksi serupa yang lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi ketika penggemar memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan idolanya secara maya melalui berbagai media sosial maupun platform khusus tertentu. Interaksi parasosial saat ini telah ditangkap sebagai ladang uang yang menjanjikan oleh para pelaku bisnis KPOP di Korea Selatan. Banyak Perusahaan-perusahaan KPOP raksasa yang berbondong-bondong merilis berbagai platform digital untuk memfasilitasi interaksi parasosial fans dengan idol yang dinaunginya. Contohnya, aplikasi Bubble yang dikeluarkan oleh SM Entertainment dan Weverse yang dimiliki oleh HYBE Corp. Kedua aplikasi tersebut memungkinkan penggemar dan idol KPOP untuk saling berkirim pesan maupun foto. Interaksi semacam itulah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hiperrealitas.
Hiperrealitas sederhananya dimaknai sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak bisa membedakan antara realitas dan fantasi. Kondisi ini dapat terjadi sebagai akibat dari interaksi parasosial. Dalam interaksi parasosial, penggemar merasa seolah memiliki koneksi atau kedekatan interpersonal yang nyata dan intim dengan idolanya. Penggemar seolah ikut merasa senang dengan pencapaian idolanya, sedih saat idolanya sedang sakit, rindu apabila idolanya jarang memberi kabar, hingga takut untuk kehilangan sang idol. Namun sejatinya koneksi atau kedekatan itu semu karena hanya penggemar yang merasakannya. Hiperrealitas dapat memengaruhi persepsi dan cara pandang seseorang terhadap kehidupan. Sensasi emosional dalam pengalaman hiperrealitas yang timbul dari interaksi parasosial dapat membuat seseorang merasa seolah-olah itu adalah realitas yang nyata padahal sebaliknya. Jika seseorang terus-menerus berada dalam hiperrealitas, maka itu berbahaya. Penting untuk memiliki batasan dalam hal apapun terutama dalam interaksi maya fans dengan idola.