Ketika Deadline Jadi Pacar dan Wi-Fi Kampus Jadi Sahabat Terbaik Mahasiswa
Oleh: Dr. Fiena Saadatul Ummah, M.Pd.
Hidup sebagai mahasiswa sering kali diwarnai oleh hubungan yang unik dan tak terelakkan dengan dua hal: deadline dan Wi-Fi kampus. Dalam dunia perkuliahan, deadline sering dianggap sebagai “pacar” yang setia mengingatkan, meskipun kehadirannya kerap membawa stres dan tekanan. Di sisi lain, Wi-Fi kampus menjadi “sahabat terbaik” yang selalu diandalkan, terutama saat tugas menumpuk dan koneksi internet menjadi kebutuhan utama.
Deadline, bagi mahasiswa, adalah pengingat yang tak kenal kompromi. Ia hadir dalam wujud tugas, proyek kelompok, laporan, hingga skripsi yang tak jarang datang bersamaan. Menariknya, deadline juga memiliki cara unik untuk memotivasi. Banyak mahasiswa justru menemukan kreativitas terbaik mereka di bawah tekanan waktu. "Pacar" ini mengajarkan pentingnya manajemen waktu, prioritas, dan daya tahan mental, meskipun sering kali membuat mahasiswa begadang demi menyelesaikan tanggung jawabnya.
Di sisi lain, Wi-Fi kampus menjadi penyelamat di tengah kepadatan tugas. Sebagai "sahabat terbaik," koneksi internet gratis ini menjadi sumber kehidupan akademik: dari mencari referensi jurnal, mengunggah tugas di platform online, hingga mencari hiburan untuk mengusir stres. Namun, persahabatan ini tidak selalu berjalan mulus. Ketika koneksi lambat atau kuota habis, mahasiswa kerap merasa kehilangan “sahabat” yang paling mereka andalkan.
Kombinasi antara deadline dan Wi-Fi menciptakan dinamika kehidupan kampus yang menarik. Banyak mahasiswa belajar untuk mengelola tekanan dengan bijak, mengoptimalkan waktu untuk bekerja dan beristirahat. Di sinilah pentingnya komunitas pertemanan di kampus. Dalam menghadapi deadline dan berbagi Wi-Fi, mahasiswa sering menemukan kebersamaan, saling membantu, dan berbagi cerita.
Hubungan ini, meskipun terdengar sederhana, mencerminkan realitas perjuangan mahasiswa yang lebih dalam. Deadline mengasah tanggung jawab dan ketekunan, sementara Wi-Fi kampus memfasilitasi akses terhadap ilmu pengetahuan dan hiburan. Kedua elemen ini menjadi bagian integral dari perjalanan akademik, membentuk karakter mahasiswa menjadi lebih tangguh, kreatif, dan adaptif di tengah tekanan zaman.
Pada akhirnya, hidup berdampingan dengan deadline sebagai “pacar” dan Wi-Fi kampus sebagai “sahabat” adalah gambaran kehidupan mahasiswa yang dinamis. Mereka yang mampu menjaga hubungan ini dengan baik akan lebih siap menghadapi dunia nyata, di mana tenggat waktu dan kebutuhan akan teknologi tetap menjadi bagian dari kehidupan profesional mereka.