Kuliah Santuy, Skripsi Kuy: Seni Menikmati Perjalanan Akademik
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/ef59617d-4b11-4ef6-9e55-460d4e57c193.png)
Oleh: Dr. Fiena Saadatul Ummah, M.Pd.
Kuliah sering dianggap sebagai fase penuh perjuangan dan ketegangan, dengan deadline yang selalu datang menghampiri, ujian yang menunggu untuk dijawab, dan tugas yang tak ada habisnya. Namun, ada cara lain untuk menikmati perjalanan akademik yang penuh tantangan ini: dengan santuy. Istilah "kuliah santuy" kini sering muncul di kalangan mahasiswa yang berusaha menjaga keseimbangan antara keseriusan akademik dan ketenangan jiwa, terutama saat berhadapan dengan tantangan besar seperti skripsi.
"Kuliah santuy" bukan berarti tidak serius atau mengabaikan kewajiban, tetapi lebih kepada pendekatan yang mengutamakan ketenangan dalam menyikapi tekanan perkuliahan. Dalam menjalani kuliah santuy, mahasiswa memilih untuk tetap fokus pada tugas, tetapi dengan cara yang lebih tenang dan tidak terburu-buru. Mereka belajar untuk tidak terjebak dalam kecemasan berlebih, memahami bahwa segala proses membutuhkan waktu dan setiap masalah pasti ada solusinya. Dengan mindset yang lebih santai, mereka bisa lebih kreatif dan menikmati setiap langkah yang mereka jalani dalam dunia akademik.
Salah satu momen yang paling intens dan menegangkan dalam perjalanan kuliah adalah menyelesaikan skripsi. Skripsi sering kali diidentikkan dengan stres, begadang, dan kecemasan yang tak berujung. Namun, dalam pendekatan "skripsi kuy", mahasiswa diajak untuk melihat proses penyusunan skripsi sebagai bagian dari perjalanan yang menyenankan. "Skripsi kuy" berarti menyikapi skripsi dengan penuh semangat dan optimisme, tidak terjebak dalam tekanan dan keputusasaan. Ini adalah tentang menikmati setiap tahapan-dari mencari topik, merancang metodologi, hingga akhirnya menyelesaikan bab demi bab-dengan rasa puas dan percaya diri.
Kuliah santuy dan skripsi kuy mengajarkan kita untuk tidak memaksakan diri dalam kesempurnaan yang sering kali tidak realistis. Tentu saja, ada target-target yang harus dicapai, tetapi belajar untuk menikmati proses, merayakan setiap pencapaian kecil, dan tetap menjaga kesehatan mental adalah kunci untuk sukses. Mahasiswa yang mengadopsi pendekatan ini memahami bahwa belajar bukanlah tentang mengejar gelar semata, tetapi juga tentang mengembangkan diri, memperkaya pengalaman, dan mengasah keterampilan hidup.
Ketika mahasiswa mampu menikmati perjalanan akademik dengan santuy, mereka juga belajar bagaimana menghadapi kehidupan setelah kuliah dengan cara yang lebih bijak. Mereka lebih mampu mengelola stres, menghargai setiap momen, dan tidak mudah tertekan dengan beban yang datang. Pendekatan santuy ini bukan berarti mengabaikan tugas atau target, tetapi lebih kepada cara untuk menjaga keseimbangan, mengurangi kecemasan, dan menjalani perjalanan pendidikan dengan penuh rasa syukur.