Melampaui Budaya Hustle: Membangun Kesuksesan dan Manajemen Waktu Mahasiswa tanpa Mengorbankan Kesehatan Mental
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/a6e3d315-8d5e-4bbe-9d19-90d42171719d.jpg)
Oleh: Dr. Fiena Saadatul Ummah, M.Pd.
Sebenarnya
sejak kapan hustle culture ini muncul? Apa yang menyebabkan
budaya gila kerja ini muncul di masyarakat? Secara etimologis, hustle
culture sebenarnya berasal dari bahasa Inggris, yaitu hustle yang
artinya kegiatan energik untuk mendorong seseorang bergerak lebih cepat. Kata hustle dipadukan
dengan kata culture yang berarti budaya. Dalam dunia
psikologi, definisi hustle culture merupakan budaya yang
menyebabkan seseorang menganut gila kerja atau workaholism. Dari sanalah
berkembang konsep hustle culture yang lama-kelamaan dijadikan
tolok ukur produktivitas seseorang.
Hustle
Culture adalah
hasil dari standar Masyarakat yang menganggap bahwa kesuksesan hanya bisa
dicapai dengan mendedikasikan hidup sepenuhnya untuk pekerjaan. Prioritas
utamanya adalah bekerja, bekerja, dan bekerja. Fenomena yang dapat dikatakan
berbahaya saat ini adalah orang zaman sekarang justru memuja budaya Hustle
Culture. Seakan-akan orang yang memiliki budaya gila kerja disebut
orang yang sukses dan patut dijadikan contoh bagi orang lain. Hustle
Culture justru menjadi semakin popular dan dijadikan tolak ukur
kesuksesan bagi kehidupan anak muda zaman sekarang.
Penganut hustle
culture sudah pasti akan mendapatkan dampak psikologis dalam
kehidupannya. Tidak ada manusia yang gila bekerja, tetapi masih memiliki
kesehatan mental yang paripurna. Pada berbagai penelitian, hustle
culture sudah terbukti dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai
gangguan mental. Berikut ini beberapa gangguan mental yang bisa didapatkan
seorang penganut hustle culture meliputi Stres. Stres
merupakan reaksi baik secara fisik maupun emosional saat menghadapi perubahan
dari lingkungan. Biasanya stres muncul ketika seseorang dihadapkan pada situasi
yang mengharuskan untuk melakukan penyesuaian diri. Selain itu juga ada
kecemasan. Cemas timbul ketika seseorang mengalami rasa khawatir dan takut akan
suatu hal. Kecemasan membuat seseorang tidak tenang menghadapi kegiatan
sehari-hari. Bahkan juga Burnout. Burnout merupakan kelelahan fisik dan
emosional atau mental. Burnout disertai dengan penurunan motivasi, serta adanya
sikap negatif pada diri sendiri dan orang lain karena tekanan kerja.
Walaupun hustle
culture dapat memberikan motivasi dan keberhasilan bagi beberapa
orang, kita juga tidak boleh melupakan dampak negatifnya pula pada diri kita.
Dari semua dampak buruk hustle culture pada diri kita,
perubahan yang paling akan terasa adalah tidak adanya keseimbangan hidup lagi.
Lalu, bagaimana kita mampu menyeimbangkan kehidupan khususnya bagi mahasiswa
yang mana harus mampu menyeimbangkan antara prestasi dan Kesehatan mental.
Keseimbangan
hidup akan terjadi apabila seseorang bisa membagi waktu dengan baik antara
kehidupan pribadi dan pekerjaannya. Dalam perspektif mahasiswa, apabila
mampu membagi waktu dengan baik antara kehidupan pribadi dan aktivitas
akademik. Sebenarnya, seperti apa sih contoh nyata keseimbangan hidup?
Misalkan, seseorang yang tidak lagi membalas chat di atas pukul 6 sore,
seorang pebisnis yang benar-benar menikmati liburan dan melepaskan urusan
pekerjaan sementara, pelajar yang memprioritaskan untuk menghabiskan waktu
bersama teman dibanding belajar untuk UAS yang masih dua minggu lagi. Namun,
memberikan waktu luang untuk diri sendiri juga perlu pertimbangan, agar tidak
merugikan aktivitas kita yang lain.
Untuk
bisa memiliki kehidupan yang seimbang, diperlukan pula kebijakan dalam
menentukan prioritas dalam hidup. Prioritas ini bisa berbeda-beda dan subjektif
untuk setiap orang, bergantung pada situasi masing-masing. Meskipun susah untuk
membangun keseimbangan hidup, tetapi hasilnya tidak akan mengecewakan.
Keseimbangan hidup dapat membuat hidup seseorang lebih teratur, terorganisir,
dan bahagia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan keseimbangan yang
tepat antara produktivitas dan kesejahteraan. Tujuannya agar kita dapat
mencapai goals kita sambil tetap menjaga kesehatan dan menjalankan prioritas
hidup dengan baik!
Di
Tengah hiruk pikuk mengejar Impian, ingatlah bahwa kesuksesan sejati bukan
hanya tentang apa yang kita capai, perjalanan hidup tidak hanya soal berlari,
tetapi juga tentang menemukan harmoni.