Nostalgia Core: Apa yang Membuat Generasi Z Terpesona dengan Masa Lalu?
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/fb7893d6-4233-427d-b637-250f9f365650.jpg)
Oleh: Dr. Fiena Saadatul Ummah, M.Pd.
Nostalgia Core, sebuah fenomena yang semakin digemari oleh Generasi Z, menunjukkan bagaimana masa lalu dapat mempengaruhi identitas dan cara berpikir mereka. Meskipun generasi ini tumbuh dalam dunia yang serba digital dan terus berkembang, mereka justru tertarik pada hal-hal dari masa lalu yang lebih sederhana, baik dalam hal fashion, musik, hingga teknologi. Apa yang sebenarnya membuat mereka begitu terpesona dengan masa lalu? Apakah ini hanya sekadar tren atau ada sesuatu yang lebih dalam yang bisa dipelajari?
Salah satu alasan utama adalah tekanan kehidupan modern yang sangat cepat. Generasi Z hidup di tengah arus informasi yang tiada henti, di mana setiap detik penuh dengan perkembangan teknologi baru, perubahan sosial yang cepat, dan tuntutan untuk selalu tampil sempurna di dunia maya. Dalam keadaan seperti ini, masa lalu memberikan sebuah ruang untuk beristirahat dan melarikan diri dari kecemasan tersebut. Nostalgia menjadi cara mereka untuk menemukan ketenangan di tengah kegelisahan zaman sekarang. Generasi Z melihat masa lalu sebagai simbol kesederhanaan dan kenyamanan, walaupun banyak di antaranya yang tidak hidup pada era tersebut.
Lebih dari itu, kemajuan teknologi yang memungkinkan mereka mengakses segala hal dari masa lalu juga turut memperkuat fenomena ini. Dengan adanya platform streaming musik dan video seperti Spotify, YouTube, dan TikTok, Gen Z bisa menikmati musik klasik, film jadul, atau bahkan gaya hidup retro yang terinspirasi dari tahun 80-an dan 90-an. Hal ini tidak hanya soal konsumsi media, tetapi juga soal menciptakan identitas diri mereka melalui elemen-elemen yang mereka anggap “autentik” dan “ikonik”.
Namun, apakah keterpesonaan dengan masa lalu ini berarti bahwa Generasi Z melarikan diri dari kenyataan? Tidak selalu. Banyak dari mereka yang justru menggunakan elemen nostalgia sebagai cara untuk menyeimbangkan antara masa lalu dan masa depan. Mereka belajar dari sejarah, melihat kesalahan dan keberhasilan sebelumnya, dan menerapkan pembelajaran tersebut ke dalam kehidupan mereka sekarang ini. Ini bukan tentang menghindari kemajuan atau menutup mata terhadap tantangan zaman, melainkan mencari inspirasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai yang sudah terbukti dalam sejarah.
Bagi mahasiswa, fenomena ini bisa menjadi pelajaran penting dalam memahami dinamika kehidupan sosial dan budaya. Sering kali terjebak dalam keinginan untuk selalu maju, namun tidak ada salahnya untuk sejenak menoleh ke belakang, merenungkan perjalanan yang telah dilalui, dan mengambil hikmah dari perjalanan tersebut. Nostalgia bukanlah sekadar pelarian, tetapi bisa menjadi bahan bakar untuk kreativitas dan inovasi. Dengan mengapresiasi masa lalu, kita bisa menemukan ide-ide segar yang dapat membawa perubahan positif untuk masa depan.
Bagi para mahasiswa, memahami dan menghargai nilai dari masa lalu bisa menjadi jalan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan memadukan kecintaan pada hal-hal lama dengan semangat untuk terus berinovasi, Generasi Z dapat menciptakan perubahan yang berlandaskan pada pemahaman yang lebih dalam tentang identitas budaya dan sejarah mereka. Melalui itu, nostalgia bisa menjadi inspirasi, bukan hanya untuk mengenang, tetapi juga untuk bergerak maju dengan lebih bijaksana.