Peran Orang Tua dan Pendidik dalam Memantau Penggunaan Bahasa Anak di Era Digital
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/d5abf9c5-f982-4685-b1d5-5e7478dd0399.jpg)
Oleh: Dr. Mujahidin Farid, S.Pd., M.Pd.
Di era digital, anak-anak semakin akrab dengan game online. Masalahnya, game dengan tema perang seperti Call of Duty atau PUBG sering menyisipkan bahasa yang kurang pantas. Orang tua dan guru perlu lebih aktif memantau hal ini. Namun, alih-alih melarang, yang lebih efektif adalah berdiskusi. Misalnya, setelah bermain, tanyakan, “Kata-kata apa saja tadi yang kamu dengar di game?” Dari sana, kita bisa membuka ruang untuk refleksi.
Contoh konkretnya, seorang anak mungkin berkata, “Di game tadi aku dengar kata ‘bodoh’ dan ‘mati kau.’” Momen ini bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan bahwa meskipun bahasa tersebut sering muncul di situasi permainan, tidak berarti pantas digunakan di kehidupan nyata. Orang tua dan guru juga bisa memberikan contoh bagaimana cara bereaksi terhadap situasi tegang tanpa menggunakan bahasa kasar.
Dengan pendekatan seperti ini, anak-anak akan lebih paham bahwa ada perbedaan antara dunia virtual dan dunia nyata. Mereka akan belajar bahwa komunikasi yang baik dan sopan tetap menjadi kunci untuk membangun hubungan yang sehat, baik di game maupun di dunia nyata.