Revolusi ChatGPT dan Tanggung Jawab Akademik di Era Digital
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/69bec86f-a319-4e80-813f-3dfb9c260ddb.jpg)
Oleh: Dr. Fiena Saadatul Ummah, M.Pd.
Kemajuan Teknologi telah membawa dunia Pendidikan ke dalam era baru yang penuh potensi dan tantangan. ChatGPT, sebagai salah satu bentuk kecerdasan buatan, telah menjadi alat revolusioner dalam mendukung proses belajar mengajar. Dari membantu menulis esai hingga menjawab pertanyaan yang sangat kompleks, sehingga Teknologi ini memberikan akses tanpa batas ke berbagai Informasi. Namun, di balik manfaatnya, muncul pertanyaan besar mengenai bagaimana menjaga tanggung jawab akademik dalam penggunaannya?
Revolusi ChatGPT mempermudah akses ke sumber Informasi, tetapi juga menuntut kesadaran akan etika akademik. Salah satu tantangan utamanya adalah potensi pelanggaran integritas akademik, seperti plagiarisme. ChatGPT mampu menghasilakn teks yang sangat kompleks dan terstruktur, tetapi mahasiswa dan akademisi harus memahami bahwa hasil tersebut hanya alat bantu, bukan pengganti orisinalitas pemikiran. Menggunakan hasil dari ChatGPT tanpa menyebutkan sumber atau tanpa pengolahan ulang adalah bentuk pelanggaran yang bertentangan dengan nilai akademik.
ChatGPT adalah symbol dari revolusi digital yang dapat mempercepat proses belajar, tetapi juga menantang nilai-nilai tradisional dalam akademik. Dengan pendekatan yang etis dan penuh tanggung jawab, Teknologi ini tidak hanya menjadi alat, tetapi juga peluang untuk memperluas cakrawala Pendidikan. Dunia akademik harus mampu mengharmoniskan kemajuan Teknologi dengan prinsip-prinsip kejujuran, integritas, dan Inovasi.