Sebuah Dampak Sosial: Ketika Kesalahan Menjadi Konsumsi Publik
Oleh: Dr. Mujahidin Farid, S.Pd., M.Pd.
Dalam era digital yang serba cepat, kesalahan yang dilakukan oleh public figure seperti artis, politisi, atau influencer sering kali menjadi konsumsi publik yang tak terelakkan. Media massa dan media sosial berlomba - lomba mengekspos kesalahan tersebut dengan berbagai sudut pandang. Sayangnya, yang disorot bukan hanya kesalahan itu sendiri, tetapi juga kehidupan pribadi sang figur. Akibatnya, ruang privasi mereka hampir tidak ada lagi, bahkan keluarga yang tidak terlibat langsung pun sering menjadi sasaran hujatan publik.
Kesalahan public figure seharusnya menjadi pelajaran kolektif, bukan sekadar bahan gosip. Dalam banyak kasus, masyarakat cenderung memberikan penilaian yang ekstrem (antara simpati berlebihan atau kebencian tanpa batas). Padahal, setiap manusia bisa saja tergelincir dalam kesalahan. Lebih baik jika kita fokus pada pelajaran yang bisa dipetik daripada terus-menerus menyudutkan seseorang. Ketika media dan masyarakat bisa lebih objektif, publik akan mendapat informasi yang lebih sehat.
Tentu, tidak ada yang bisa menghindari sorotan publik jika berada di bawah lampu panggung. Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kesalahan seseorang, meski dilakukan di ruang publik, tetap memiliki konteks yang perlu dipahami lebih dalam. Media literasi sangat dibutuhkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang dibentuk oleh media atau komentar viral yang sering kali tidak berdasar.