Tren Teknologi Pendidikan: Inovasi Pembelajaran Sekolah Dasar Abad 21
Tren Teknologi Pendidikan: Inovasi Pembelajaran Sekolah Dasar Abad 21
Perkembangan teknologi Pendidikan menyesuaikan dengan kondisi dunia yang selalu beribah. Trem teknologi Pendidikan bermunculan untuk memfasilitasi Pendidikan lebih baik sesuai kebutuhan saat ini dan yang akan mendatang. Pemilihan tran yang ada harus kita sesuaikan dangan kondisi yang kita hadapi. Kita belum menentukan tren mana yang akan bertahan dan menentukan konteksnya, dan tren mana yang akan berubah arah karena pengaruh faktor lain. Terkadang, kita bisa melakukan kesalahan. Namun, mengetahui tren membantu kita mengamati cakrawala dan bersiap menghadapi perubahan yang paling mungkin terjadi. Dalam artikel ini, kita akan menyelami tren terkini dalam teknologi pendidikan untuk mendukung pemikiran strategis jangka panjang dan bersiap menerapkan perubahan dalam proses pembelajaran yang begitu cepat.
1. Platform Non-Konvensional (Unconventional Platforms)
Dapatkah platform seperti TikTok menawarkan nilai edukasi? Tentu saja. Lanskap teknologi pendidikan berkembang pesat, melampaui alat pembelajaran daring konvensional hingga mencakup platform seperti TikTok, YouTube, Audible, dan Instagram. Dengan semakin banyaknya penduduk digital yang mencari sumber-sumber non-konvensional ini untuk kebutuhan pembelajaran mereka, para inovator EdTech harus menciptakan jenis platform pendidikan baru. Solusi yang memikat audiens mereka dan memberikan pendidikan melalui format yang menghibur dan segar. Ini adalah salah satu tren teknologi pendidikan yang harus Anda ingat jika Anda berencana untuk mengajar generasi Z dan seterusnya.
2. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Kecerdasan buatan bukan sekadar alat, tetapi dimensi baru dalam pendidikan. Kecerdasan buatan menjadi pemain kunci dalam sektor pendidikan, membuka perspektif baru, dan menghadirkan tantangan menarik bagi metode pengajaran modern.
3. Datafikasi dan Pembelajaran Analisis (Datafication And Learning Analytics)
Datafikasi merupakan tren besar di sektor pendidikan. Semuanya tentang mengubah berbagai aspek pembelajaran menjadi data yang dapat diukur, yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan wawasan tentang kinerja, keterlibatan, dan pola pembelajaran siswa. Hal ini membuka jalan bagi analitik pembelajaran, yang memprediksi hasil dan menyesuaikan pengalaman pendidikan. Salah satu keuntungan paling keren dari analitik pembelajaran adalah pembelajaran yang dipersonalisasi. Dengan mendalami data tentang bagaimana siswa terlibat dengan konten, pendidik dapat menyesuaikan pengajaran mereka agar sesuai dengan kebutuhan individu, membantu siswa yang kesulitan, menantang siswa yang berprestasi, dan memperbaiki kesenjangan kurikulum.
4. Pembelajaran Imersif (Immersive Learning)
Teknologi pendidikan ini, yang berakar pada ilmu perilaku dan kognitif, menjadikan pelatihan sangat menarik dan efektif dengan mensimulasikan skenario dunia nyata. Pembelajar menggunakan VR merasa jauh lebih terhubung dengan pelatihan, sekitar 3,75 kali lebih banyak daripada di kelas reguler dan 2,3 kali lebih banyak daripada dengan pembelajaran e-learning.
5. Blockchain
Teknologi pendidikan ini merevolusi cara kita menangani catatan akademis dengan membuat buku besar yang aman dan tidak dapat diubah untuk transkrip, ijazah, dan nilai ujian. Selain itu, dengan kontrak pintar, siswa dan guru dapat menetapkan tenggat waktu tugas dan mengelola pembayaran pinjaman mahasiswa dengan mudah. Bayangkan mendapatkan imbalan berupa mata uang kripto karena berhasil menyelesaikan kelas atau melunasi pinjaman mahasiswa tepat waktu. Statistik terkini menunjukkan bahwa organisasi pendidikan cukup terbuka untuk menerapkan teknologi Blockchain dalam proses pembelajaran daring mereka.
6. Digital Twins
Digital Twins merupakan teknologi yang cukup baru dalam dunia pendidikan. Teknologi ini menggunakan realitas tertambah dan VR untuk menciptakan pengalaman belajar yang sangat mendalam. Bayangkan belajar menggunakan mesin bubut, tetapi alih-alih hanya menonton video, Anda berada dalam simulasi penuh tempat Anda dapat melihat segala sesuatu dari setiap sudut.
7. Chatbot & Asisten AI
Daily Mail melaporkan bahwa untuk pertama kalinya, kursus pemrograman pengantar Universitas Harvard diajarkan oleh chatbot selama tahun akademik 2023-2024. Diharapkan jaringan saraf akan meringankan beban kerja guru dan membantu siswa menguasai kursus, sekaligus menyediakan akses konstan ke materi pendidikan. Chatbot dapat menemukan kesalahan dalam kode, menjelaskan bagian yang membingungkan, dan memberikan umpan balik tentang program. Namun, Harvard mengakui bahwa bot tersebut belum sempurna. Universitas tersebut juga bereksperimen dengan model GPT-3.5 dan GPT-4 OpenAI.
8. Wearables Devices
Wearables Devices adalah perangkat komputasi dan sensor yang dikenakan di tubuh atau ditanamkan yang dapat merekam informasi dari pemakainya dan/atau lingkungan sekitarnya. Anda mungkin bertanya, apa hubungannya dengan pendidikan? Teknologi yang dapat dikenakan, termasuk jam tangan pintar dan headset realitas tertambah/realitas virtual, mengubah pendidikan dengan membuat pengalaman belajar lebih menarik dan mendalam. Ya, ini adalah salah satu tren baru dalam teknologi pendidikan. Perangkat ini memungkinkan pemantauan kinerja dan tingkat stres siswa secara langsung, memungkinkan pembelajaran jarak jauh yang efisien, dan berkontribusi pada lingkungan kelas yang lebih aman.
Tentu saja, semua yang saya sampaikan ini bukan semua tren teknologi Pendidikan yang sudah diterapkan. Namun, tren pendidikan terkini ini menunjukkan arah perkembangan teknologi. Pendidikan menjadi lebih mudah diakses. Pembelajaran Praktis semakin menarik perhatian, dan seiring dengan itu, teknologi yang memfasilitasi penerapannya juga semakin maju.
Semua perangkat teknologi pendidikan yang canggih ini membantu mewujudkan pembelajaran seumur hidup di mana setiap orang terus mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan keterampilan mereka sepanjang hidup. Kita hanya perlu memahami bagaimana kita dapat memanfaatkan perangkat ini untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi pembelajaran berkelanjutan.
Sumber:
Sofia Kondrat
A.F