ENAM FORMULA AJAIB
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/8ad477ad-af50-4656-802d-256620a9b099.jpeg)
ENAM FORMULA AJAIB
Ini bercerita tentang 6
Formula Ajaib, hasil ramuanku sendiri, berdasarkan apa yang kulihat, kudengar,
kualami, dan kurasakan di sepanjang perjalanan hidupku sampai saat ini. Formula
yang Allah inspirasikan padaku, sekitar tahun 2011 lalu, saat aku sedang menjalani
pemulihan dari sakit yang menderaku. Ternyata, sakitku membawa hikmah yang
banyak bagi diriku. Salah satunya, dapat dirumuskannya 6 Formula Ajaib ini.
Alhamdulillah, sejak itu sampai saat ini, 6 formula ini selalu kubagikan pada
mahasiswaku, terutama yang bersiap berangkat ber-PPL (praktik lapangan sebagai
calon guru di sekolah dasar). Tidak ada tendensi apa pun selain ingin mereka
dapat menjalani masa PPL dengan baik dan lancar serta meninggalkan kesan baik
bagi siswa dan sekolah tempat mereka berpraktik. Alhamdulillah, sangat berarti
bagi mereka.
Formula 1 sampai 6, akan aku uraikan sekilas saja untuk direnungkan dan dimaknai sendiri-sendiri oleh yang membaca dan yang merasa berkepentingan ya. Semoga yang sekilas ini sudah cukup menggugah spirit dalam diri kawans untuk berubah menjadi lebih baik dan bermanfaat optimal lagi bagi sesama dan kehidupan. Mari cermati masing-masing formula di bawah ini. Selamat menginsyafi diri. Semoga apa yang disampaikan karena Allah dan dari hati ini bisa ‘nyampek’ ke hati kawan semua. Aamiin ya Rabb.
1. CAWAN CINTA
Membaca kata Cawan Cinta, kira-kira apa
yang muncul di benak kawan? Tentu akan beragam persepsi yang muncul bergantung
pengetahuan dan pengalaman masing-masing ya. Tidak mengapa. Justru kalau sama,
hidup ini jadi monoton, kurang variasi dan warna. Ok, aku lanjutkan. Di formula
ini, pesan yang hendak aku sampaikan adalah bahwa setiap diri kita hendaklah
menjadikan hatinya sebagai sebuah wadah seperti cawan yang penuh berisi air
cinta kita. Cawan yang terbuat dari emas berkilauan dengan air cinta yang
jernih.
Jika air cinta dalam cawan itu tidak
penuh, maka air cinta yang ada di dalamnya tidak akan bisa tumpah dan membasahi apa yang
ada di sekitarnya. Hanya satu syarat agar air cinta yang ada dapat tumpah dan
membasahi sekitarnya, yaitu HARUS PENUH dulu. Dengan cawan yang air cintanya
penuh, maka air yang ada di dalamnya akan tumpah, ke luar dari cawan, dan air
tumpahannya itu akan membasahi apa yang ada di sekitar cawan tersebut.
Cawan cinta ini buah imajinasiku saja.
Imajinasi yang didasari keinsyafan diri bahwa hanya ada satu cara untuk dapat
menjalani hidup yang harmonis bersama orang-orang di sekitar kita, yaitu
menjadi pribadi yang penuh cinta kasih. Orang yang hatinya penuh cinta kasih,
maka air cinta kasihnya akan tumpah mengenai orang-orang di sekitarnya. Seorang
istri dan ibu yang penuh cinta kasih, maka orang-orang di sekitarnya yang akan
mendapat tumpahan dan cipratan air cintanya adalah suami, anak-anak, orang tua,
mertua, saudara, keluarga, tetangga, sahabat, teman, kerabat, dan semua.
Seorang guru yang penuh cinta kasih, maka yang pertama mendapat tumpahan dan
cipratan air cintanya adalah SISWANYA di kelas, siswa di sekolah, rekan
sejawat, wali murid, orang-orang yang ada di sekolah, di sekitar sekolah, dan
siapa pun.
Betapa luar biasa dampak yang akan
dirasakan oleh orang-orang di sekitar ibu/bapak guru yang hatinya penuh cinta
kasih. Dengannya, guru akan penuh kesabaran membimbing siswanya belajar, akan
bisa berbesar hati menerima kekurangan siswanya, akan dapat berlapang dada memahami
keterbatasan siswanya, dan akan dengan mudah memaafkan kekhilafan siswanya,
plus selalu menginginkan kebaikan bagi siswanya. Selain itu, guru akan menjadi
pribadi yang tidak hanya pandai menuntut melainkan menjadi guru yang pandai
memotivasi dan mensupport siswanya untuk terus maju melesat sesuai dengan
potensi atau kecerdasan masing-masing.
Masyaa Allah. Betapa bermaknanya menjadi
pribadi yang penuh cinta kasih ini. Teladan terbaik telah ditunjukkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW. Betapa beliau adalah sau-satunya manusia yang
sungguh-sungguh hatinya penuh cinta kasih, bak samudra, kepada umatnya.
Sehingga, apapun halangan yang dihadapi, bahkan yang mengancam jiwa beliau
sekalipun, tidak menyurutkan langkah untuk mendakwahkan ajaran Islam ini,
semata agar umatnya selamat hidup di dunia sampai ke akhirat nanti, Seandainya
beliau tidak penuh cinta kasih, pasti sudah mundur teratur saat menghadapi
berbagai rintangan dakwah beliau karena semua rintangan itu menuntut
pengorbanan yang tinggi. Pengorbanan yang tidak hanya berupa tenaga, waktu,
pikiran, harta tetapi juga nyawa. Ya …… dengan hati yang penuh cinta kasih
ternyata mampu membuat seseorang mudah dan ikhlas berkorban.
Guru yang penuh cinta kasih pasti akan dengan ikhlas jika dituntut untuk
berkorban. Berkorban waktu, tenaga, pikiran, juga fulus/uang/harta akan menjadi
sebuah keniscayaan baginya. Namun, jika hati kering dari rasa cinta kasih, maka
jangankan berkorban harta, berkorban waktu atau tenaga saja sudah membuatnya
berpikir seribu kali untuk melakukan. Sungguh, hatinya menjadi berat karenanya.
Untuk itu, jika ingin menjadi diri yang ringan dalam berbuat kebaikan,
menjadilah dulu sebagai diri yang penuh cinta kasih kepada sesama. Praktikkan!
Insyaa Allah manjur banget. Sungguh. Mungkin
di awal-awal agak berat, tetapi dengan fokus karena Allah dan pada
manfaat yang akan diperoleh serta dengan berlatih berulang kali, maka kita akan
terlahir kembali dengan kepribadian ini, bahagia
menjadi orang yang penuh cinta kasih. Dan …. Tidak ada balasan bagi orang
yang penyayang kepada makhluk Allah yang ada di bumi selain bahwa ia pun akan
disayang oleh seluruh makhluk yang ada di bumi dan di langit. Tidak rugi kan
menjadi orang yang hatinya penuh cinta kasih. So, tidak ada alasan lagi kan
untuk tidak bersegera memiliki kepribadian ini.
Selamat berproses menjadi ‘orang baik yang penuh cinta kasih’.
2. CERMIN
Formula kedua ini adalah CERMIN. Kira-kira tentang apa ya? Siapa yang bisa menebak? Ooo, ada yang menjawab dengan ‘benda yang memantulkan bayangan’. Ada juga yang berpendapat bahwa ‘apa yang kita lakukan akan kembali pada diri kita’. Dan lain-lain. Ya bener banget untuk jawaban kedua. Melalui formula ajaib kedua ini, sesungguhnya pesan yang hendak kusampaikan adalah bahwa bayangan yang tampak di cermin itu adalah hasil dari aktivitas objek. Kalau kita ingin bayangan kita di cermin jadi mendekat, maka tidak ada cara lain selain kita harus mendekat dulu ke cermin yang ada di depan kita. Ini rumus lho!!! Kalau kita diam saja tetapi bayangan di cermin tiba-tiba mendekat, wow …. menakutkan. Bisa-bisa, kita yang akan berlari menjauhi cermin, karena saking takutnya.
Maksudku dengan cermin ini adalah ‘harus ada action dulu baru ada akibat’. Sampai kapan pun, hukum alam berbunyi, ‘Barang siapa menanam maka dia akan menuai’. Kalau ingin panen ya harus mau menanam dulu. Nggak ada hukumnya, mau panen tapi wegah nandur. Apalagi kalau panen milik tetangga. Wah malah nggak boleh itu.
Kalau pengen diperhatikan siswa kita, disayang, dihormati, dimuliakan, bahkan sampai dicintai sekalipun maka tidak ada rumus jitu selain kita harus menyayangi siswa kita lebih dulu, menghormati dulu, memuliakan dulu, dan mencintai dulu. Salah besar orang egois yang berkata, ‘Sayangi aku dulu ya nanti baru aku sayangi engkau’. Sungguh keliru karena ini sudah menyalahi hukum alam yang ada. Praktikkan dengan baik formula ini dan lihatlah apa yang akan terjadi nanti. Dijamin tidak akan menyesal selamanya. Kita pasti akan menjadi orang yang dicintai siswa-siswa kita. Rasanya, tidak ada satu orang guru pun di dunia ini yang jengkel apabila dirindukan siswa-siswanya. Semua guru pasti pengen menjadi someone special di sudut hati para siswa. Termasuk kita tentunya yaa.
3. Keep
Smile
Rasulullah Muhammad SAW bersabda, Senyum kepada sahabat adalah sedekah yang paling ringan’. Tentu bukan tanpa alasan beliau berpesan seperti ini. Apalah susahnya menggerakkan sejauh 2 cm ke ujung kanan dan ke ujung kiri bibir kita selama 7 detik??? Tidak susah sama sekali. Sangat gampang. Tetapi, tidak semua orang dapat tersenyum dengan tulus dan dari hati. Banyak yang masih tersenyum hanya untuk ‘abang-abang lambe’, formalitas, atau sekadarnya. Terasa berbeda sekali antara orang yang seperti ini dengan mereka yang melakukan dari dan dengan hatinya. Hanya orang yang hatinya penuh cinta kasih yang dapat melakukan aktivitas ringan ini dengan sangat indah. Seperti halnya Rasulullah SAW yang wajah purnamanya selalu berhiaskan senyuman indah yang terpancar dari hati.
Senyum tulus atau sebaliknya, semua dapat dirasakan dan dilihat oleh orang-orang di sekitar kita. Senyum tulus membuat orang lain ikut senang dan merasa nyaman. Nggak ada bosannya memandang wajah seseorang yang penuh senyum. Sebaliknya, jika tidak tulus dari hati, maka juga dapat dirasakan dan dilihat. Tidak menimbulkan rasa senang dan nyaman. Bahkan mungkin malah menakutkan karena tarikan bibirnya jadi menyeramkan. Semata karena tidak berangkat dari hati yang tulus.
Bagi siswa, senyum tulus dan dari hati gurunya sangatlah membahagiakan dan menularkan semangat kegembiraan. Di awal pembelajaran, guru nggak perlu repot-repot ngomong dulu tapi cukup tebarkan senyum penuh pesona ke seluruh penjuru kelas, ke seluruh siswa, satu per satu. Masyaa Allah. Siswa pun akan tersenyum tulus dan penuh cinta kepada gurunya. Praktikkan juga ya formula ketiga ini. Rasakan sensasinya dan siap-siaplah merasakan buah dari senyuman tulus yang Anda tebarkan ini. Sangat membahagiakan. Sungguh.
4. Say I Love You
Sebelumnya, izinkan aku bertanya. Pernahkan kawan mengucapkan cinta, sayang, atau memuji orang yang dicintai atau disayangi? Semoga semua pernah melakukan itu. Alhamdulillah. Ya, penting bagi kita untuk bermurah hati dalam menghargai upaya orang-orang di sekitar kita, sekecil apa pun, sesederhana apa pun. Menghargainya bisa dengan menyatakan apa adanya atau memujinya secara proporsional. Maksudnya, ya harus tulus, tidak ada tendensi apa-apa atau tidak ada udang di balik batunya. Kalau masih ada yang belum suka melakukan, mulai sekarang cobalah lakukan. Nggak rugi kok. Bahkan sangat membahagiakan keduanya, kita dan orang tersebut.
Bagi guru-guru. Sudahkan panjenengan senang membahagiakan para siswa dengan penghargaan verbal yang disampaikan dengan tulus??? Yakinlah, bahwa manusia itu adalah makhluk yang senang dihargai usahanya, senang dipuji. Panjenengan saja senang kok ya kalau dihargai usahany dan dipuji walau sederhana seperti ”Wah, hari ini bu Istiqomah terlihat beda dari biasanya lho. Pakaian dan jilbabnya serasi sekali.” Pasti senang ya. Harusnya begitu. Justru kalau tidak senang berarti something wrong nih.
So, kawan, mulai hari ini, berusahalah menjadi
orang yang nggak pelit menghargai dan memuji atas kebaikan yang telah dilakukan
orang-orang di sekitar kita. Berusahalah menjadi guru yang senang dan ringan
dalam mensupport siswanya dengan penghargaan dan pujian yang proporsional.
Insyaa Allah, siswa akan termotivasi, akan terdongkrak kepercayaan dirinya, dan
akan senang mencoba dan mencoba tanpa takut gagal karena mereka yakin bahwa
gurunya akan mendukung dan menghargai usahanya sesederhana apa pun. Bahkan
walau tidak berhasil sekalipun. Rasanya indah banget kalau interaksi antara
guru dan siswanya sudah seperti ini.
5. Negative Talk
Formula kelima ini adalah negative talk. Maksudnya adalah pembicaraan atau ucapan yang tidak baik/negative. Ini berangkat dari pesan Rasulullah Muhammad SAW, yaitu ‘Ucapkanlah yang baik-baik. Jika tidak bisa, maka diamlah!’ Nah, kita sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain ini diajarkan untuk berhati-hati dalam berbicara. Orang Jawa bilang asmong dan asbun atau ‘nggak asal omong’ dan ‘nggak asl bunyi’.
Di kelas, janganlah sampai seorang guru
berucap yang negative seperti:
a.
Alah begini aja kok nggak bisa.
b.
Waduh, kamu ini sepertinya mendengarkan
tapi kok ternyata ‘ndhomblong’.
c.
Kamu ini kok beda ya sama masmu. Masmu
dulu pas jadi muridnya ibu, pinter, nggak kayak kamu. Bener lho.
d.
“Sakjane, pikiranmu iku deleh endi to?
Soal gampang ngene wae kok yo ra isok njawab. Kebacut jenenge.”
e.
Dan lain-lain. Monggo menerawang lagi,
merefleksi diri lagi. Mungkin kalimat di atas atau kalimat lain yang senada,
pernah diucapkan ke siswa-siswa kita.
Betapa dahsyat pengaruh negative talk ini. Bahkan bisa menghancurkan masa depan seorang anak. Kok bisa??? Ya bisa saja. Mari kita renungkan kejadian di kelas di bawah ini. Siswa A, duduk di kelas III. Suatu hari, ia mendapat negative talk dari gurunya. Sejak itu, ia meyakini dalam dirinya bahwa ia memang bodoh, nggak bisa, dll seperti yang diucapkan guru kelas III-nya. Waktu A naik ke kelas IV, saat ia diminta maju ke depan untuk mengerjakan latihan soal di papan tulis, A sudah akan mem’blok’ dirinya dengan mengatakan dalam hati ‘bahwa aku nggak mungkin bisa, aku kan murid bodoh seperti yang diucapkan guru kelas III-ku dulu’. Dst. Padahal ……... A bercita-cita tinggi. Ia ingin menjadi presiden kelak jika sudah dewasa. Presiden yang taat dan jujur serta ingin mensejahterakan rakyatnya dan membawa bangsanya menjadi negara yang terhormat dan bermartabat di mata dunia. Apa yang terjadi? Gara-gara negative talk guru kelas III-nya, maka hancurlah impian untuk menjadi presiden itu. ‘Murid bodoh seperti aku nggak mungkin bisa jadi presiden’. ‘Bener kata guruku dulu, aku nggak bisa apa-apa.’ Kawan, jika sudah terjadi seperti ini, apa yang dapat dilakukan untuk menebusnya? Tidak mudah tentunya dan butuh perjuangan serta pengorbanan untuk memperbaikinya. Tetapi, apapun, jika sudah pecah, meski dapat dsambungkan kembali, tetapi ia tak akan bisa lagi kembali seperti semula. Mari kita renungkan bersama. Aku juga masih perlu banyak belajar dan berlatih.
6. Gestur
Gestur itu adalah bahasa tubuh. Maksudku
menjadikan ini sebagai formula ajaib keenam adalah kita perlu berekspresi dan
bergerak sesuai kebutuhan dan pada tempatnya. Kondisi menuntut kita bergembira,
maka tertawalah sewajarnya, bukan menangis. Jika kondisi prihatin, maka
berwajahlah yang sesuai, bukan malah tertawa.
Di kelas, kalau kita perlu berekspresi dengan
wajah dan tubuh kita, maka lakukan sepenuh hati karena siswa senang dengan guru
yang ekspresif. Jangan bersikap tubuh seperti tentara dengan berjalan tegak dan
kedua tangan di belakang serta senyum hilang dari wajah. Dijamin, suasana kelas
pasti akan menegangkan, seram. Sebaliknya, jika wajah guru penuh senyum, bahasa
tubuhnya bersahabat, ‘merangkul’, dan penuh kehangatan, pasti deh semua
siswanya akan merasa aman dan nyaman. Mari dipraktikkan. Berbahasa tubuh yang
sesuai kebutuhan dan keadaan dengan
sewajarnya, tidak perlu lebay.
Insyaa Allah akan membahagiakan bagi semua.
Kawan …… rasanya, ntuk sementara ini, aku
cukupkan sampai di sini tentang 6 Formula Ajaib-ku untuk bekal menjalani hidup
bersama ini, dalam profesi apa pun, wabil khusus profesi pendidik. Rumus atau
resep hasil ‘membaca’ku dan merenungkan, yang kuikat dalam sebuah tulisan
sederhana ini. Sebetulnya, masih hendak berpanjang kata karena isi di kepala
ini masih banyak. Berhubung ini kebutuhan mendesak untuk segera disampaikan,
maka aku cukupkan sampai di sini. Semoga tetap dapat dipahami dan ditangkap
pesannya. Insyaa Allah lain kesempatan akan aku sempurnakan dengan menambahkan
contoh-contoh dalam kehidupan nyata dan inspirasi dari Alquran agar dapat
semakin memotivasi untuk menerapkan dalam kehidupan bersama. Semoga menjadi
ilmu yang berkah dan bermanfaat. Aamiin ya Rabb.
Semoga sehat dan bahagia selalu bersama orang-orang yang kita sayangi.
Wassalamu’alaikumwarahmatullaahi wabarakaatuh.