Tak Kenal Maka Tak Sayang, PGSD UNESA Jurusanku
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/118ed91a-af22-4f40-bb65-77625e418256.jpeg)
pgsd.unesa.ac.id – Setiap
tahun -khususnya pada paruh kedua-, seluruh Perguruan Tinggi yang ada di
Indonesia sedang “sibuk-sibuknya”, termasuk Universitas Negeri Surabaya atau
lebih sering disingkat UNESA. Kata “sibuk” dan “paruh kedua setiap tahun”
sangat identik dengan kehadiran mahasiswa baru. Mahasiswa baru yang dinyatakan
lolos seleksi membanjiri
kampus dan melakukan registrasi atau daftar ulang, disusul dengan pengenalan jurusan
melalui stand informasi atau Warung Informasi (WaFo).
Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini, karena adanya pandemi global yang disebabkan oleh COVID-19, kegiatan daftar ulang oleh mahasiswa baru dilakukan secara online untuk menghindari kerumunan dan penyebaran virus Corona. Secara otomatis, WaFo tidak bisa dihadirkan. Untuk menyiasati agar mahasiswa baru tetap mengenal jurusan PGSD, maka Himpunan Mahasiswa Jurusan PGSD mengadakan sebuah kegiatan bertajuk “PGSD TALK”. Kegiatan tersebut diadakan secara live di akun Instagram resmi @hmjpgsd_unesa pada pukul 20.00 – 21.00 WIB dengan tema, pembicara, dan moderator, serta tanggal yang berbeda dengan sistem penjaringan pertanyaan melalui Question Box yang dibagikan dua hari sebelum siaran berlangsung.
PGSD
TALK #1 dengan tema “PGSD
Jurusanku” dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2020. Kegiatan kali ini yang menjadi narasumber Ketua
dan Wakil Ketua HMJ PGSD 2020 yakni Danis Tri Jaya Maksum dan Aristiya Nurarini
mengawali PGSD TALK #1 dengan tema “Jurusanku PGSD”. Ada banyak pertanyaan yang
masuk, mulai dari pakaian saat kuliah seperti apa, organisasi dan unit kegiatan
yang ada, hingga keprofesionalan dosen pengampu mata kuliah –dosennya seru atau
tidak-.
Na’ima
Binti Dwi Pramesti, selaku Sekretaris HMJ PGSD 2020 juga moderator siaran
menyimpulkan bahwa pakaian kuliah untuk mahasiswa dan mahasiswi PGSD bebas,
rapi, dan sopan. Maksud dari bebas, rapi, dan sopan disini adalah menggunakan
batik, kemeja, atau blouse sebagai atasan, dan rok atau celana kain sebagai
bawahan dengan sepatu pantofel, serta tidak diperkenankan untuk memakai pakaian
yang ketat, kurang bahan, atau bahan jeans. Penggunaan dress code semacam ini,
selain untuk cerminan seorang calon pendidik yang harus tampil sopan dan rapi,
juga untuk mengurangi intensitas kecemburuan sosial.
Dalam
hal organisasi, sama seperti jurusan lainnya, di PGSD ada Himpunan Mahasiswa
Jurusan. Sedangkan, untuk unit kegiatan atau lebih sering dikenal dengan
ekstra, ada berbagai macam pilihan, seperti PASGUDAS (Pasukan Guru Sekolah
Dasar), Tari, REDCOMM (Redaksi Community), PDC (PGSD Development Community),
dan PSM (Paduan Suara dan Musik). Selain itu, untuk keprofesionalan dosen dalam
mengampu mata kuliah juga tidak perlu diragukan. Para dosen pengampu memiliki
berbagai macam cara untuk “menghidupkan” suasana kelas, juga mengimbangi mahasiswanya
yang hidup di era millenial. Jadi, tidak perlu khawatir dengan klaim “dosen
ketinggalan jaman” di PGSD ya? (Dyah)