Cermin
![](https://statik.unesa.ac.id/pgsd/thumbnail/ff0d2aab-3411-4e2c-be02-a3f4129ea081.jpg)
penulis Maryam Isnaini Damayanti
Formula kedua ini diberi nama ‘cermin’. Jika ditanya tentang makna kata ini, jawaban yang muncul biasanya adalah ‘benda yang memantulkan bayangan’. Namun, ada juga yang menjawab dengan ‘apa yang kita lakukan akan kembali pada diri kita’, dan jawaban-jawaban lain. Melalui formula ajaib kedua ini, sesungguhnya pesan yang hendak disampaikan adalah bahwa bayangan yang tampak di cermin itu adalah hasil dari aktivitas objek. Kalau kita ingin bayangan kita di cermin jadi mendekat, maka tidak ada cara lain selain kita harus mendekat dulu ke cermin yang ada di depan kita. Jika kita diam saja, tidak mungkin bayangan kita di cermin akan mendekat dengan sendirinya.
Maksud dengan formula cermin ini adalah ‘harus ada action dulu baru ada akibat’. Sampai kapan pun, hukum alam berbunyi, ‘Barang siapa menanam maka dia akan menuai’. Kalau ingin panen ya harus mau menanam dulu. Tidak ada hukumnya, mau panen tetapi ‘wegah nandur’.
Praktiknya adalah, kalau seorang guru ingin diperhatikan, disayang, dihormati, dimuliakan, bahkan sampai dicintai siswanya sekalipun maka tidak ada rumus jitu selain sang guru harus menyayangi siswanya lebih dulu, menghormati dulu, memuliakan dulu, dan mencintai dulu. Salah besar orang egois yang berkata, ‘Sayangi aku dulu ya nanti baru aku sayangi engkau’. Sungguh keliru karena ini sudah menyalahi hukum alam yang ada. Praktikkan dengan baik formula ini dan lihatlah apa yang akan terjadi nanti. Dijamin tidak akan menyesal selamanya. Kita pasti akan menjadi orang yang dicintai siswa-siswa kita. Rasanya, tidak ada satu orang guru pun di dunia ini yang jengkel apabila dirindukan siswa-siswanya. Semua guru pasti senang jika menjadi someone special di sudut hati para siswanya.
Sungguh, benarlah bunyi sunnatullah ini, ‘Barang siapa menanam, pasti ia kan menuai’. Bersemangatlah selalu wahai para guru untuk banyak menanam kebaikan kepada siswa dan kepada siapa pun karena hasil pasti akan dituai walaupun mungkin bukan hanya kita sendiri yang akan merasakannya. Ada anak cucu kita yang akan turut merasakan manis buah kebaikan yang kita tanam. Mereka pasti akan tersenyum bahagia kelak walau mungkin mereka tak sempat bersemuka dengan kita.
Mari kita berlomba dalam kebaikan. Kita tak pernah tahu kebaikan mana yang kelak dapat mengantarkan kita ke surga Allah. So jangan pernah bosan dan lelah ya. Sesungguhnya dunia adalah sementara dan tempat berlelah lelah sedang surga adalah kekal dan tempat kebahagiaan sejati kita.