Jika AI Tidak Ada: Refleksi Filosofis

Oleh: Dr. Mujahidin Farid, M.Pd.
Dari sudut pandang eksistensial, dunia tanpa AI menempatkan manusia sebagai satu-satunya penggerak inovasi. Tanpa bantuan AI, manusia harus mengandalkan kemampuan kognitif dan emosional sepenuhnya untuk menghadapi tantangan hidup. Ini memunculkan pertanyaan: apakah keberadaan AI mengurangi nilai perjuangan manusia dalam mengatasi masalah, atau justru menjadi alat yang memperluas potensi manusia?
AI mungkin membuat hidup lebih mudah, tetapi pada dasarnya teknologi ini tercipta dari kebutuhan dan ambisi manusia untuk berkembang. Dunia tanpa AI mungkin akan berjalan lebih lambat, tetapi siapa tahu, kita justru akan menjadi lebih terhubung dan menghargai satu sama lain. Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita: menjadi pengguna yang bijak atau sekadar pengikut teknologi yang tak tergantikan.